Ureung Inong & Desain Tradisi (Sebuah Refleksi Hari Adat Sedunia
Sanusi M. Syarif Pemerhati Kehidupan Gampong Dulu, apabila ada anak gadis (aneuk dara) sedang duduk di panteu, maka anak laki-laki dewasa (yang bukan muhrim) tabu untuk duduk di panteu yang sama. POLEMIK tentang gender di website Aceh Institute mengalir dengan begitu pantas. Tulisan pembuka bertajuk ' Ada Apa dengan Gender ' telah menemukan momentumnya. Hal ini ditandai oleh munculnya beberapa artikel lain, sebagai tanggapan kritis untuk memperkaya perbincangan tentang gender. Pada kesempatan ini, saya mencoba menulis dari perspektif yang sedikit berbeda dengan penulis sebelumnya. Tulisan ini bertujuan untuk meninjau kembali sebahagian isu ureung inong (perempuan) dalam masyarakat Aceh dengan bercermin ke akar tradisi Aceh masa lalu. Kemudian, membandingkannya dengan keadaan masa sekarang. Dalam hal ini, penulis menumpukan perhatian kepada tiga aspek utama, yaitu seting ruang tradisi, peunulang (penyerahan sebagian harta untuk anak perempuan setelah ia menikah) dan peurae (pem